Subscribe

Thursday, March 3, 2011

Awas! Happy saat Remaja, Setelah Nikah Banyak yang Cerai

BANYAK bersenang-senang sewaktu remaja, demikian hasil penelitian, membuat seseorang setelah dewasa lebih berbahagia namun cenderung mengalami perceraian dalam pernikahannya.
Peneliti dari Universitas Cambridge belum lama ini mempelajari hubungan antara masa remaja dan kebahagiaan di kemudian hari.
Hasil penelitian menyebutkan, kecenderungan bercerai terjadi karena mereka merasa memiliki harkat yang lebih tinggi dan berpretensi untuk selalu berbahagia. Maka, begitu ada masalah dengan pasangan, cenderung memilih bercerai.
 
Sebagaimana dikutip Telegraph dari Journal of Positive Psychology, penelitian dilakukan menggunakan data statistik dari 2.776 orang kelahiran 1946 yang pernah mengikuti pendidikan di British Cohort.
Seorang remaja usia 13-15 tahun yang bermental positif, katanya, merasakan kebahagiaan karena persahabatan. Sedangkan yang bermental negatif selalu mengalami kegelisahan dan kecemasan. Hal itu kemudian dibandingkan dengan kesehatan mental mereka di kemudian hari, terkait dengan pengalaman kerja dan hubungan pernikahannya.
Menurut Prof Felicia Huppert, anak muda yang bemental positif punya kecenderungan yang signifikan untuk bisa mencapai kesejahteraan yang bagus di kemudian hari, termasuk kepuasan kerja yang lebih besar, lebih sering kontak dengan keluarga dan teman-teman, serta terlibat dalam berbagai aktivitas sosial.
Tapi, para peneliti juga menemukan bahwa mereka lebih cenderung untuk bercerai karena merasa memiliki harga diri yang lebih tinggi, tidak mau mengalah setiap ada masalah dengan pasangan. Nah lho

0 comments:

Post a Comment

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | free samples without surveys